Rabu, 26 September 2012

Fallen : Novel Bergenre Gothic Romance


http://iluvwrite.files.wordpress.com/2011/08/fallen.jpg
Judul               : FALLEN
Pengarang       : Lauren Kate
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Halaman          : 440 halaman
Terbit               : Juli 2011 (cetakan I)
Harga              : Rp 60.000


           









Dari awalnya bersekolah di sebuah SMA swasta top di kotanya, kehidupan Luce berubah drastis saat ia harus dikirim ke Sekolah Anak Nakal Berpengawasan Khusus Sword & Cross. Kejadian ini bermula dari sebuah kecelakaan aneh yang diragukan keinosenannya oleh semua pihak termasuk teman-teman sekolahnya, hakim, bahkan orangtuanya. Sebuah kebakaran pondok yang menyebabkan kematian Trevor, atlet sekolah yang juga merupakan pacar Luce.
Sword & Cross memang bukan tempat yang nyaman mengingat fungsinya adalah semacam sekolah rehabilitasi remaja bermasalah. Maka nggak heran kalo tempat itu dilengkapi dengan berbagai jenis tingkatan hukuman, kamera pengawas, serta teralis besi dan kawat duri untuk menjaga penghuninya dari kenyamanan layaknya dunia luar.
Setelah merasa terbuang dari dunia nyamannya, Luce ternyata juga tidak merasakan penerimaan di lingkungan baru. Semua temannya berdandan dan bertingkah seperti preman. Ada Molly yang mengguyurnya dengan daging giling di tengah kafetaria, ada Daniel yang mengacungkan jari tengah dari kejauhan di awal pertemuan, ada Cam yang terang-terangan merayunya, ada Gabbe yang berpenampilan seperti layaknya cheerleader si sekolah umum biasa, ada pula Arriane yang tampak agak sinting sejak pertemuan pertama.
Hal tersebut belum seberapa. Karena ternyata Luce juga masih dikuntit bayangan-bayangan hitam yang melata di udara atau di tanah. Hal menyeramkan yang sudah ia alami sebagai menu harian selama bertahun-tahun. Bayangan-bayangan ini juga muncul menjelang kematian Trevor, dan semakin membuat Luce khawatir dengan kehadirannya yang bertambah mengganggu.
Sejak mendapat acungan jari tengah dari Daniel, Luce malah jadi penasaran pada cowok tampan pendiam itu. Sikap-sikap Daniel Grigori sering bertolak belakang dari waktu ke waktu. Biasanya ia jahat dan jutek, tapi kadang-kadang ia memberi sedikit perhatian yang membuat Luce semakin penasaran dengan perasaan deja vu yang ia rasakan terhadap Daniel.
Sementara Daniel sering bersikap menyebalkan, Cam, cowok ganteng lain di sekolah, malah menampakkan sikap sebaliknya. Ia memberi perhatian dan hadiah kepada Luce, membuat gadis itu terombang-ambing dengan rasa simpati dan hangat yang ditawarkan Cam.
Tetapi ada banyak keanehan yang melingkupi Sword & Cross yang akhirnya membuat Luce merasa bahwa bahaya masih membayanginya. Bisakah ia lolos dari kematian kali ini? Siapakah sebenarnya Daniel? Apakah cowok itu berteman atau malah bermusuhan dengan Cam? Mengapa teman-teman sekolahnya menampakkan gejala dan sikap ganjil? Bagaimana dengan Miss Sophia guru agama di sana, mengapa ia tampak tahu banyak hal tentang Daniel?
Gambar sampulnya super keren. Persis sih dengan cover versi Amerikanya. Ekspresi si cewek sangat persis dalam melukiskan apa yang dirasakan Luce di sepanjang cerita. Didominasi warna gelap, cewek berbaju hitam ini berdiri di tengah hutan dengan selubung kabut dan burung kondor di latar belakangnya.
Terjemahan novel ini enak dibaca dan dicerna. Tanpa typo yang terdeteksi, membuat pembacaan jadi lancar sampai ke akhir halaman. Saat bertutur, Lauren Kate juga berhasil menjaga kemuraman sampai ke akhir cerita. Semua deskripsi di novel mengenai situasi dan lokasi menambah keseraman yang dialami Luce. Tapi sayang aku kurang mendapat kepribadian yang menarik dari si tokoh utama.
Luce Price sebagai protagonis cerita hanya tergambar sebagai cewek cengeng yang selalu perlu ditolong orang lain di semua situasi. Ia cuma korban tanpa bisa menunjukkan sikap mandiri dan kemauan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Luce juga terlalu lama digambarkan sebagai cewek yang perhatiannya cuma ke sikap misterius Daniel. Bikin gemes pengen nampar deh. Di mana gengsi dan jual mahalmu, Sista? :(
Penggambaran Daniel Grigori dan Cameron Briel juga agak-agak terlalu klise. Memang sih, kita bakal mengharap cowok cakep memperebutkan si cewek tokoh sentral. Tapi sepak terjang Cam dan cara Luce bersikap terhadap Daniel rasanya bisa kita temui dengan gampang di novel-novel lain sebelumnya. Jadi dari sisi chemistry antara masing-masing tokoh, aku tidak menemukan hal baru.
Inti ceritanya juga bukan hal baru. Tentang fallen angels dan perang antara kebaikan versus keburukan. Bukan tema yang tidak menarik, karena sampai sekarang para penggemar fallen angels masih bertebaran di toko-toko buku (termasuk aku). Sayangnya kok aku nggak menangkap inti yang dipertentangkan di sini ya? Memang sih ada indikasi kalo di sekuel bakal ada penjelasan lebih lanjut. Tapi mbok ya setidaknya ada sedikit penjelasan tentang sedikit hal. Jangan taruh penasaran di semua sudut. Karena jadinya aku ngerasa tidak membaca satu pun pencerahan dari permasalahan di awal cerita. Hal clear yang aku tangkap cuma akhirnya Luce bisa jadian dengan salah satu tokoh. Tapi mengapa Luce bisa menjadi tokoh sentral cerita, mengapa bayangan-bayangan selalu mengikutinya dan semakin menggila menjelang kejadian menyeramkan terjadi, mengapa Luce harus mati di usia 17, mengapa ada kelompok-kelompok fallen angels, sebenarnya mengapa mereka bertentangan di bumi, dll dll tidak ada penjelasannya.
Yah, untuk penggemar setia fantasy fiction, sekuel novel ini masih pantas ditunggu. Setidaknya meski ada beberapa kekecewaan, aku masih punya harapan ceritanya bakal berkembang menjadi lebih seru di buku berikutnya. Dengan catatan si pengarang nanti nggak terlalu sibuk menggambarkan sesi pacaran Luce dan pacar barunya lho ya. Sayang banget keseraman yang berhasil dijaga dari awal hingga akhir cerita kalo harus melempem ke sekedar dongeng cinta berbalut adegan tawuran antar malaikat buangan.


Source : http://iluvwrite.wordpress.com

Resensi Novel Twilight


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOeu5XUCaR9nHlWWSPwRqVu5Zz-Dl1g5v_EUu_Mll6RMlLaZ3dDltCNWNN8rL9X-RmCafYTAClbpaHku8sa9qTi_QVBwiseEcQabcvG1_8EiopAZ6Zntc73LZsFk40NnjrzUO6B6zqavI/s1600/twilight.jpg

Judul buku              : Twilight
Nama pengarang   : Stephenie Meyer
Nama penerbit        : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan                    : 18 maret 2008
Tebal Buku               : 518 Halaman
 Harga                        : Rp 70.000

            







         Novel imajinasi, mungkin sebagian dari kita menganggap kalau novel imajinasi dalam pengkhayalannya begitu sulit saat kita hanya dapat membayangkannya dari suatu tulisan novel, namun semua ini tidak berlaku untuk novel yang berjudul Twilight karangan Stephenie Meyer. Mayer mampu menulisakan dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti sehingga menjadikan novel fiksi ini dalam penyampaiannya begitu menarik bagi pembaca dan apa yang ingin di sampaikan sang penulis pun dimengerti.
***
Novel ini ditulis dalam sudut pandang sang tokoh utama, Isabella Swan (Bella), yang harus pindah dari Phoenix ke kota kecil bernama Forks yang terletak di barat laut Washington untuk tinggal bersama ayahnya, Charlie. Bella yang selama ini tinggal bersama ibunya, Renee, memutuskan hal tersebut untuk memberi kesempatan pada ibunya yang baru menikah dengan suami barunya, Phil, agar dapat menikmati kehidupan pernikahannya yang baru tanpa beban. Bukan berarti Bella tidak menyukai Phil, hanya saja Phil selalu hidup berpindah-pindah, dan Bella berpendapat itu tidak akan baik untuk hidupnya dan mungkin ini adalah kesempatan untuk lebih mengenal ayah kandungnya.
Kota Forks dan Phoenix berbeda dalam banyak hal. Dari mulai cuaca hingga jumlah penduduknya. Bella selalu membenci Forks, dan sangat mencintai Phoenix. Tapi ternyata di Forks-lah ia bertemu dengan Edward Cullen. Edward adalah pemuda bertubuh kurus dengan rambut berwarna perunggu, Dan sangat tampan. Pengarang menyebut ketampanan Edward sebagai “keindahan luar biasa yang memancarkan kekejaman”. Dan dia adalah VAMPIR.
Namun tidak seperti vampir kebanyakan, Edward dan keluarganya (yang semuanya vampir) tidak memburu manusia, melainkan memburu hewan sebagai gantinya. Hanya saja, Edward mengakui bahwa ‘aroma’ Bella merupakan godaan yang amat sangat berat baginya, sehingga karena alasan itulah Edward bersikap sangat kasar saat pertama kali bertemu Bella. Belakangan ia mengakui karena saat itu ia begitu terobsesi dengan aroma tubuh Bella yang membuatnya sangat haus akan darahnya .
Tapi lebih dari semua itu, Edward sangat mencintai Bella. Sangat melindungi Bella. Dan Bella begitu irrasional dapat menerima kenyataan siapa sebenarnya Edward dengan begitu tenang. Tapi saya rasa, saya pun akan bersikap seperti Bella dicintai dengan amat sangat oleh Edward. Siapa yang bisa bilang ‘tidak’ dengan laki-laki tampan, pintar, dan vampir BAIK. 
Masalah timbul ketika vampir dari koloni yang berbeda datang berkunjung ke Forks. Koloni ini adalah kategori pemburu. Yup, pemburu manusia. Dan salah satu dari mereka tiba-tiba saja terobsesi dengan Bella. Selain karena ‘aroma’nya yang enak juga karena kenyataan bahwa Edward melindungi Bella. Pemburu itu, bernama James, merasa tertantang. Dan kejar-kejaran pun dimulai dengan melibatkan seluruh keluarga Edward yang berusaha menyelamatkan Bella. Ada satu momen yang saya sukai saat ini, yaitu saat Bella mengkhawatirkan keluarga Edward karena berusaha menyelamatkan dengan segala upaya dan mengungkapkannya pada Alice, adik Edward.
Ini adalah kisah cinta terlarang. Dan seperti cinta terlarang lainnya, cinta ini tak mengenal jalan kembali, selain menjadi hidup dan sekaligus mati pada saat yang sama.

***
Stephenie Meyer berhasil membuat para pembaca terpikat oleh sosok sempurna Edward.Bahkan ketika Bella dihadapi oleh dilema besar, penulis mampu membuat pembaca ikut merasakan konflik batin yang dirasakan Bella.
Yang menjadi kelebihan dan membuat novel ini digandrungi oleh para penggemarnya mungkin gaya bahasa yang halus dan gampang diikuti, tema lapuk tentang cinta dibuat lebih segar dengan memasukkan tokoh vampire dengan sosok baru (penggambaran vampire oleh Meyer dalam novel ini agak berbeda dengan gambaran kebanyakan dan sangat menarik), juga tentu saja hal yang membuat saya menyukai novel ini yaitu ketegangan yang dibangun secara bertahap, dari suasana asing disekeliling Bella, keanehan bertemu keluarga Cullen yang misterius, hingga bentrok dengan vampire nomad.
Jalan cerita yang penuh intrik dan tidak membosankan, dengan tampilan cover novel yang baik dan membuat ingin tahu. Kisah yang dirangkai dengan unik dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, alur cerita yang jelas dan mudah diikuti. Ditail-dital serta sejarah dari setiap tokoh dipaparkan dengan baik, sehingga dalam mendeskripsian, novel ini mudah dipahami.
Belum lagi dalam penggambaran kisahnya, Mayer menjadikan tiga perempat buku ini berisi cerita cinta dan cerita tentang bagaimana perasaan sang pemeran utama terhadap vampire yang disukain yaitu Kira-kira menjelang akhir buku, barulah muncul konflik yang cukup menaikkan ketegangan, sehingga saat ketegangan muncul membuat pembaca seolah mendapatkan kejutan paling menarik dari novel tersebut sehingga menjadikan ending dari novel ini begitu membekas dihati pembacanya.
***
Dalam penulisannnya Mayer hanya terpaku pada tokoh yang sama dan kurangnya interaksi sang tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya itulah yang membuat konflik yang harusnya dapat dikembangkan justru hanya terpaku pada satu orang.
Penggambaran perjuangan Bella dalam menghadapi suasana kota Fork yang dibencinya justru berjalan datar seperti juga dengan interaksi Bella dengan The Cullens. Sayang, ilustrasi cover buku ini kurang mencerminkan bukunya. Selain itu, kekurangan buku ini adalah buku ini terlalu mengedepankan perasaan Bella, sehingga kisah ini agak terlalu melankolis dan mendayu-dayu.
Dilihat dari penokohan Edward Cullen yang terlihat mirip Romeo, Hamlet dan tokoh tragic hero yang lain dengan karakterisasi kurang kuat, lalu tokoh Bella yang menjadi narrator cerita terlalu tidak membumi (Karakter Bella terasa lebih mirip vampire daripada manusia), belum lagi plot cerita sederhana yang malah dibikin melebar (kesannya bertele-tele), hingga tema lama yang juga boleh dibilang sudah lapuk (kisah cinta dua dunia berbeda).
***
Intinya, novel ini sangat layak dibaca untuk kalian yang suka akan kisah cinta yang tidak biasa. Novel ini sangat indah dengan caranya sendiri. Dan novel ini sendiri cocok untuk para remaja yang menggemari novel imajinasi. Bahkan begitu terkenalnya keempat sekuel novel Twilight ini, sampai dirilis film dengan judul yang sama dengan novelnya yang saat  ini diputar di bioskop – bioskop di seluruh dunia.


Source : http://emprorerfaisal.blogspot.com