Judul : FALLEN
Pengarang : Lauren Kate
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 440 halaman
Terbit : Juli 2011 (cetakan I)
Harga : Rp 60.000
Dari awalnya bersekolah di sebuah SMA swasta top di kotanya, kehidupan Luce berubah drastis saat ia harus dikirim ke Sekolah Anak Nakal Berpengawasan Khusus Sword & Cross. Kejadian ini bermula dari sebuah kecelakaan aneh yang diragukan keinosenannya oleh semua pihak termasuk teman-teman sekolahnya, hakim, bahkan orangtuanya. Sebuah kebakaran pondok yang menyebabkan kematian Trevor, atlet sekolah yang juga merupakan pacar Luce.
Sword & Cross memang bukan tempat yang nyaman
mengingat fungsinya adalah semacam sekolah rehabilitasi remaja bermasalah. Maka
nggak heran kalo tempat itu dilengkapi dengan berbagai jenis tingkatan hukuman,
kamera pengawas, serta teralis besi dan kawat duri untuk menjaga penghuninya
dari kenyamanan layaknya dunia luar.
Setelah merasa terbuang dari dunia nyamannya,
Luce ternyata juga tidak merasakan penerimaan di lingkungan baru. Semua
temannya berdandan dan bertingkah seperti preman. Ada Molly yang mengguyurnya
dengan daging giling di tengah kafetaria, ada Daniel yang mengacungkan jari
tengah dari kejauhan di awal pertemuan, ada Cam yang terang-terangan merayunya,
ada Gabbe yang berpenampilan seperti layaknya cheerleader si sekolah umum
biasa, ada pula Arriane yang tampak agak sinting sejak pertemuan pertama.
Hal tersebut belum seberapa. Karena ternyata Luce juga masih dikuntit
bayangan-bayangan hitam yang melata di udara atau di tanah. Hal menyeramkan
yang sudah ia alami sebagai menu harian selama bertahun-tahun. Bayangan-bayangan
ini juga muncul menjelang kematian Trevor, dan semakin membuat Luce khawatir
dengan kehadirannya yang bertambah mengganggu.
Sejak mendapat acungan jari tengah dari Daniel,
Luce malah jadi penasaran pada cowok tampan pendiam itu. Sikap-sikap Daniel
Grigori sering bertolak belakang dari waktu ke waktu. Biasanya ia jahat dan
jutek, tapi kadang-kadang ia memberi sedikit perhatian yang membuat Luce
semakin penasaran dengan perasaan deja vu yang ia rasakan terhadap
Daniel.
Sementara Daniel sering bersikap menyebalkan, Cam, cowok ganteng lain di
sekolah, malah menampakkan sikap sebaliknya. Ia memberi perhatian dan hadiah
kepada Luce, membuat gadis itu terombang-ambing dengan rasa simpati dan hangat
yang ditawarkan Cam.Tetapi ada banyak keanehan yang melingkupi Sword & Cross yang akhirnya membuat Luce merasa bahwa bahaya masih membayanginya. Bisakah ia lolos dari kematian kali ini? Siapakah sebenarnya Daniel? Apakah cowok itu berteman atau malah bermusuhan dengan Cam? Mengapa teman-teman sekolahnya menampakkan gejala dan sikap ganjil? Bagaimana dengan Miss Sophia guru agama di sana, mengapa ia tampak tahu banyak hal tentang Daniel?
Gambar sampulnya super keren. Persis sih dengan cover
versi Amerikanya. Ekspresi si cewek sangat persis dalam melukiskan apa yang
dirasakan Luce di sepanjang cerita. Didominasi warna gelap, cewek berbaju hitam
ini berdiri di tengah hutan dengan selubung kabut dan burung kondor di latar
belakangnya.
Terjemahan novel ini enak dibaca dan dicerna.
Tanpa typo yang terdeteksi, membuat pembacaan jadi lancar sampai ke
akhir halaman. Saat bertutur, Lauren Kate juga berhasil menjaga kemuraman
sampai ke akhir cerita. Semua deskripsi di novel mengenai situasi dan lokasi
menambah keseraman yang dialami Luce. Tapi sayang aku kurang mendapat
kepribadian yang menarik dari si tokoh utama.
Luce Price sebagai protagonis cerita hanya
tergambar sebagai cewek cengeng yang selalu perlu ditolong orang lain di semua
situasi. Ia cuma korban tanpa bisa menunjukkan sikap mandiri dan kemauan untuk
menyelesaikan masalahnya sendiri. Luce juga terlalu lama digambarkan sebagai
cewek yang perhatiannya cuma ke sikap misterius Daniel. Bikin gemes pengen
nampar deh. Di mana gengsi dan jual mahalmu, Sista?
Penggambaran Daniel Grigori dan Cameron Briel
juga agak-agak terlalu klise. Memang sih, kita bakal mengharap cowok cakep
memperebutkan si cewek tokoh sentral. Tapi sepak terjang Cam dan cara Luce
bersikap terhadap Daniel rasanya bisa kita temui dengan gampang di novel-novel
lain sebelumnya. Jadi dari sisi chemistry antara masing-masing tokoh,
aku tidak menemukan hal baru.
Inti ceritanya juga bukan hal baru. Tentang fallen
angels dan perang antara kebaikan versus keburukan. Bukan tema yang tidak
menarik, karena sampai sekarang para penggemar fallen angels masih
bertebaran di toko-toko buku (termasuk aku). Sayangnya kok aku nggak menangkap
inti yang dipertentangkan di sini ya? Memang sih ada indikasi kalo di sekuel
bakal ada penjelasan lebih lanjut. Tapi mbok ya setidaknya ada sedikit
penjelasan tentang sedikit hal. Jangan taruh penasaran di semua sudut. Karena
jadinya aku ngerasa tidak membaca satu pun pencerahan dari permasalahan di awal
cerita. Hal clear yang aku tangkap cuma akhirnya Luce bisa jadian
dengan salah satu tokoh. Tapi mengapa Luce bisa menjadi tokoh sentral cerita,
mengapa bayangan-bayangan selalu mengikutinya dan semakin menggila menjelang
kejadian menyeramkan terjadi, mengapa Luce harus mati di usia 17, mengapa ada
kelompok-kelompok fallen angels, sebenarnya mengapa mereka
bertentangan di bumi, dll dll tidak ada penjelasannya.
Yah, untuk penggemar setia fantasy fiction,
sekuel novel ini masih pantas ditunggu. Setidaknya meski ada beberapa
kekecewaan, aku masih punya harapan ceritanya bakal berkembang menjadi lebih
seru di buku berikutnya. Dengan catatan si pengarang nanti nggak terlalu sibuk
menggambarkan sesi pacaran Luce dan pacar barunya lho ya. Sayang banget
keseraman yang berhasil dijaga dari awal hingga akhir cerita kalo harus
melempem ke sekedar dongeng cinta berbalut adegan tawuran antar malaikat
buangan.
Source : http://iluvwrite.wordpress.com