Cetakan : 18 maret 2008
Tebal Buku :
518 Halaman
Harga :
Rp 70.000
Novel imajinasi, mungkin sebagian dari kita menganggap kalau novel imajinasi dalam pengkhayalannya begitu sulit saat kita hanya dapat membayangkannya dari suatu tulisan novel, namun semua ini tidak berlaku untuk novel yang berjudul Twilight karangan Stephenie Meyer. Mayer mampu menulisakan dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti sehingga menjadikan novel fiksi ini dalam penyampaiannya begitu menarik bagi pembaca dan apa yang ingin di sampaikan sang penulis pun dimengerti.
***
Novel ini ditulis dalam sudut pandang sang tokoh
utama, Isabella Swan (Bella), yang harus pindah dari Phoenix ke kota kecil
bernama Forks yang terletak di barat laut Washington untuk tinggal bersama
ayahnya, Charlie. Bella yang selama ini tinggal bersama ibunya, Renee,
memutuskan hal tersebut untuk memberi kesempatan pada ibunya yang baru menikah
dengan suami barunya, Phil, agar dapat menikmati kehidupan pernikahannya yang
baru tanpa beban. Bukan berarti Bella tidak menyukai Phil, hanya saja Phil selalu
hidup berpindah-pindah, dan Bella berpendapat itu tidak akan baik untuk
hidupnya dan mungkin ini adalah kesempatan untuk lebih mengenal ayah
kandungnya.
Kota Forks dan Phoenix berbeda dalam banyak hal. Dari
mulai cuaca hingga jumlah penduduknya. Bella selalu membenci Forks, dan sangat
mencintai Phoenix. Tapi ternyata di Forks-lah ia bertemu dengan Edward Cullen.
Edward adalah pemuda bertubuh kurus dengan rambut berwarna perunggu, Dan sangat
tampan. Pengarang menyebut ketampanan Edward sebagai “keindahan luar biasa yang
memancarkan kekejaman”. Dan dia adalah VAMPIR.
Namun tidak
seperti vampir kebanyakan, Edward dan keluarganya (yang semuanya vampir) tidak
memburu manusia, melainkan memburu hewan sebagai gantinya. Hanya saja, Edward
mengakui bahwa ‘aroma’ Bella merupakan godaan yang amat sangat berat baginya,
sehingga karena alasan itulah Edward bersikap sangat kasar saat pertama kali
bertemu Bella. Belakangan ia mengakui karena saat itu ia begitu terobsesi
dengan aroma tubuh Bella yang membuatnya sangat haus akan darahnya .
Tapi lebih dari semua itu, Edward sangat mencintai
Bella. Sangat melindungi Bella. Dan Bella begitu irrasional dapat menerima
kenyataan siapa sebenarnya Edward dengan begitu tenang. Tapi saya rasa, saya
pun akan bersikap seperti Bella dicintai dengan amat sangat oleh Edward.
Siapa yang bisa bilang ‘tidak’ dengan laki-laki tampan, pintar, dan vampir
BAIK.
Masalah timbul ketika vampir dari koloni yang berbeda
datang berkunjung ke Forks. Koloni ini adalah kategori pemburu. Yup,
pemburu manusia. Dan salah satu dari mereka tiba-tiba saja
terobsesi dengan Bella. Selain karena ‘aroma’nya yang enak juga karena
kenyataan bahwa Edward melindungi Bella. Pemburu itu, bernama James, merasa
tertantang. Dan kejar-kejaran pun dimulai dengan melibatkan seluruh keluarga
Edward yang berusaha menyelamatkan Bella. Ada satu momen yang saya sukai saat
ini, yaitu saat Bella mengkhawatirkan keluarga Edward karena berusaha
menyelamatkan dengan segala upaya dan mengungkapkannya pada Alice, adik Edward.
Ini adalah kisah cinta terlarang. Dan seperti cinta
terlarang lainnya, cinta ini tak mengenal jalan kembali, selain menjadi hidup
dan sekaligus mati pada saat yang sama.
***
Stephenie Meyer berhasil membuat para pembaca terpikat
oleh sosok sempurna Edward.Bahkan ketika Bella dihadapi oleh dilema besar,
penulis mampu membuat pembaca ikut merasakan konflik batin yang dirasakan
Bella.
Yang menjadi kelebihan dan membuat novel ini digandrungi oleh para
penggemarnya mungkin gaya bahasa yang halus dan gampang diikuti, tema lapuk
tentang cinta dibuat lebih segar dengan memasukkan tokoh vampire dengan sosok
baru (penggambaran vampire oleh Meyer dalam novel ini agak berbeda dengan
gambaran kebanyakan dan sangat menarik), juga tentu saja hal yang membuat saya
menyukai novel ini yaitu ketegangan yang dibangun secara bertahap, dari suasana
asing disekeliling Bella, keanehan bertemu keluarga Cullen yang misterius,
hingga bentrok dengan vampire nomad.
Jalan cerita yang penuh intrik dan tidak membosankan, dengan tampilan cover
novel yang baik dan membuat ingin tahu. Kisah yang dirangkai dengan unik dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, alur cerita yang jelas dan mudah
diikuti. Ditail-dital serta sejarah dari setiap tokoh dipaparkan dengan baik,
sehingga dalam mendeskripsian, novel ini mudah dipahami.
Belum lagi dalam penggambaran kisahnya, Mayer menjadikan tiga perempat buku
ini berisi cerita cinta dan cerita tentang bagaimana perasaan sang pemeran
utama terhadap vampire yang disukain yaitu Kira-kira menjelang akhir buku,
barulah muncul konflik yang cukup menaikkan ketegangan, sehingga saat
ketegangan muncul membuat pembaca seolah mendapatkan kejutan paling menarik
dari novel tersebut sehingga menjadikan ending dari novel ini begitu membekas
dihati pembacanya.
***
Dalam penulisannnya Mayer hanya terpaku pada tokoh yang sama dan kurangnya
interaksi sang tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya itulah yang membuat
konflik yang harusnya dapat dikembangkan justru hanya terpaku pada satu orang.
Penggambaran perjuangan Bella dalam menghadapi suasana kota Fork yang
dibencinya justru berjalan datar seperti juga dengan interaksi Bella dengan The
Cullens. Sayang, ilustrasi cover buku ini kurang mencerminkan bukunya. Selain
itu, kekurangan buku ini adalah buku ini terlalu mengedepankan perasaan Bella,
sehingga kisah ini agak terlalu melankolis dan mendayu-dayu.
Dilihat dari
penokohan Edward Cullen yang terlihat mirip Romeo, Hamlet dan tokoh tragic
hero yang lain dengan karakterisasi kurang kuat, lalu tokoh Bella yang
menjadi narrator cerita terlalu tidak membumi (Karakter Bella terasa lebih
mirip vampire daripada manusia), belum lagi plot cerita sederhana yang malah
dibikin melebar (kesannya bertele-tele), hingga tema lama yang juga boleh
dibilang sudah lapuk (kisah cinta dua dunia berbeda).
***
Intinya, novel ini sangat layak dibaca untuk kalian yang suka akan kisah
cinta yang tidak biasa. Novel ini sangat indah dengan caranya sendiri. Dan
novel ini sendiri cocok untuk para remaja yang menggemari novel imajinasi.
Bahkan begitu terkenalnya keempat sekuel novel Twilight ini, sampai dirilis
film dengan judul yang sama dengan novelnya yang saat ini diputar di
bioskop – bioskop di seluruh dunia.
Source : http://emprorerfaisal.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar